Mengapa Bayi Senang Mengisap Jempol?

Mengapa Bayi Senang Mengisap Jempol?
Credit: Freepik

Bagikan :


Melihat bayi mengisap jempol bisa menjadi pemandangan yang menggemaskan. Bayi tampak sangat menikmati ketika mengisap jempol. Terkadang kebiasan ini akan merembet ke jari-jari yang lain. Apa yang membuat bayi gemar mengisap jari-jarinya?

 

Penyebab Bayi Mengisap Jempol

Dilansir dari Baby Center, ada beberapa penyebab bayi gemar mengisap jempol, di antaranya:

1. Merupakan refleks bayi

Bayi dilahirkan untuk mengisap. Reflek mengisap pada bayi baru lahir merupakan hal yang normal karena begitulah cara bayi untuk makan dengan mengisap ASI (Air Susu Ibu). Karenanya, bayi akan terlihat sering mengisap jempol.

2. Membuat bayi merasa tenang

Mengisap bayi membuat bayi merasa aman dan tenang. Oleh karena itu, Anda akan mendapati anak mengisap jempol bahkan setelah menyusu. Namun ini bukan berarti si kecil perlu menyusu lagi. Hal ini terkadang dilakukan bayi hanya untuk membuat bayi merasa tenang. Selain itu, dengan mengisap jempol bayi akan merasa rileks sehingga mudah tertidur.

Selain karena penyebab di atas, bayi juga senang mengisap jempol karena jempol selalu berada di tangan dan mudah untuk diakses sehingga si kecil kerap melakukannya kapan pun ia mau.

 

Sampai Kapan Bayi Bisa Mengisap Jempol?

Dilansir dari Pregnancy, Birth & Baby, kebiasaan mengisap jempol dimulai sejak bayi berusia 6-7 bulan. Kebiasaan ini dapat berkembang hingga usia 2-4 tahun, atau bahkan usia lebih besar menjelang 7-8 tahun. Hal ini merupakan kondisi yang sangat umum dialami anak-anak. Sekitar 1 dari 20 anak-anak memiliki kebiasaan ini di usia balita.

Namun dilansir dari Mayo Clinic, kebiasaan ini sebaiknya tidak dipertahankan hingga usia 3 tahun. Menurut American Academy of Pediatrics, pengobatan untuk mengatasi kebiasaan ini biasanya terbatas setelah anak berusia 5 tahun.

Meski bagi bayi tampak menyenangkan, namun kebiasaan mengisap jempol ternyata memiliki sejumlah efek samping, yaitu:

  • Membuat anak rentan terpapar bakteri dan virus
  • Membuat gigi depan anak lebih menonjol keluar dari rahang dan mulut
  • Anak memiliki masalh menggigit, yaitu gigi bawah miring ke dalam ke bagian belakang mulut atau gigitan terbuka dimana gigi atas dan bawah tidak bertemu saat mulut ditutup
  • Mengubah rahang atau bentuk dan atap mulut

Perubahan bentuk rahang juga dapat memengaruhi keselarasan gigi dan pola bicara sehingga menyebabkan anak cadel atau sulit mengucapkan beberapa huruf dan kata dengan benar.

Bagaimana Cara Mendorong Anak untuk Berhenti Mengisap Jempol?

Mengisap jempol merupakan kebiasaan yang membuat bayi merasa tenang. Namun sebaiknya kebiasaan ini tidak berlanjut hingga anak dewasa. Bicarakan pada anak mengenai kebiasaan tersebut. Beberapa anak akan berhenti mengisap jempol secara otomatis seiring perkembangan usianya, tetapi pada beberapa anak kebiasaan ini sulit dihentikan.

Beberapa cara untuk menghentikan kebiasaan mengisap jempol antara lain:

1. Kenali penyebabnya

Untuk mengatasi kebiasaan anak mengisap jempol, Anda perlu mengetahui penyebab kebiasaan tersebut. Jika anak mengisap jempol karena khawatir atau stres, Anda dapat mengalihkan kebiasaan tersebut dengan hal lain yang membuatnya tenang. Misalnya, peluk anak ketika ia takut atau stres, atau ajak bicara hingga ia merasa tenang. Apabila anak sering mengisap jempol saat sedang merasa bosan, maka coba alihkan perhatiannya dengan hal lain yang menyenangkan seperti mainan, kegiatan menggambar, dan lain-lain.

2. Beri pemahaman

Jika Anda melarang si kecil secara langsung untuk mengisap jempol, kemungkinan ia akan marah dan merasa tidak nyaman. Beri pemahaman pada anak bahwa kebiasan mengisap jempol dalam jangka panjang dapat memberikan efek samping bagi tumbuh kembangnya. Jelaskan dengan kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti sehingga anak tidak merasa berat meninggalkan kebiasaan tersebut.



Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 06:52